Kementan Genjot Sektor Pertanian dengan FMSRB
Tidak diketahui
21 Mei 2019

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya mengembangkan sektor pertanian. Berbagai langkah ditempuh untuk menjadikan pertanian sebagai sektor unggulan. Salah satunya adalah dengan Project Flood Management in Selected River Basin Sector Project (FMSRB) dengan mekanisme On-Granting ke daerah.

Dalam mendukung program tersebut Dirjen PSP Kementan mengadakan Pertemuan Koordinasi Kegiatan On-Granting Tahun  Anggaran 2019 dan Proses Reimbursement  Project Flood Management In Selected River Basin (FMSRB)  di The Rich Hotel Yogyakarta 22 Maret sampai 24 April 2019.

Dirjen PSP Sarwo Edhy yang didampingi  Sekretaris Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Mulyadi, serta Project Manager Unit (PMU) CPIU MOA FMSRB Diana Nur Fatimah, mengatakan kegiatan ini sangat bagus dan mendukung perkembangan pertanian.

"Saya respons terhadap  kegiatan ini judulnya menarik, Project Flood Management In Selected River Basin artinya bagaimana kita memanfaatkan aliran sungai ini untuk bisa dimanfaatkan dalam rangka mensejahterakan petani untuk melakukan budidaya, baik itu tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan," kata Sarwo Edhy.

Sarwo Edhy mengatakan pada program ini ada beberapa kegiatan. Yang pertama berkaitan dengan konservasi lahan melalui penanaman pohon dan pembuatan terasering sesuai dengan konservasi lahan. Kemudian ada juga konservasi air melalui embung. Jadi embung ini baik embung maupun parit ini merupakan bank air artinya bisa untuk menampung air dan dapat digunakan untuk mengairi komoditas pertanian di musim kemarau sehingga para petani  tidak hanya bisa melakukan budidaya pada musim hujan, tetapi bisa melanjutkan budidaya pada musim kemarau.

"Yang biasa panen sekali bisa menjadi dua kali , yg biasanya dua kali menjadi tiga kali dengan memanfaatkan air yang ditampung di dalam embung," kata Sarwo Edhy.

"Kemudian yang ketiga ini ada pelatihan dan pendampingan petani. Ini sangat penting untuk menjadikan petani itu lebih pintar, lebih trampil dalam melakukan budidayanya" tambah Sarwo Edhy.

Sarwo Edhy mengatakan saat ini sektor pertanian menuju pertanian moderen. "Yakni menuju ke mekanisasi, kalau dulu  panen padi itu bisa 2 sampai 3 minggu baru selesai menjadi gabah tetapi sekarang dalam waktu 3 jam dalam 1 hektar sudah bisa menjadi gabah dengan mekanisasi pertanian menggunakan combine harvester" kata Sarwo.

Sarwo menambahkan dengan adanya kegiatan ini tentunya para petani sangat senang sekali, karena mereka difasilitasi. Fasilitasi berkaitan dengan airnya, dengan irigasinya dengan teraseringnya sehingga para petani sangat senang dan hasilnya positif.

Tentang SIPOR PHLN
Sistem Informasi Pelaporan Pinjaman Hibah Luar Negeri Kementerian Pertanian merupakan aplikasi untuk memudahkan pemantauan pelaporan pinjaman dan hibah luar negeri yang dikelola oleh Biro Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Pertanian dan Eselon I terkait.
Kontak
Biro Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Pertanian
Jl. Harsono RM. No. 3, Ragunan Jakarta 12550, Indonesia
Telp PPID: 0812-8237-0137 (Jam 09:00 s.d 15:00 WIB setiap hari kerja)